Arsip Kompetisi Sepak Bola Nasional Sejak Era Hindia Belanda Hingga Indonesia Modern. Menyajikan Format, Hasil Kompetisi, Penghargaan dan Sejarah Faktual.

Inlandsche Stedenwedstrijden 1930

Pada tahun 1930, bond-bond pribumi mulai menegaskan perannya dalam dunia sepak bola dengan menggelar sebuah kompetisi antarkota Stedenwedstrijden di Djokjakarta. Ajang ini mempertemukan perkumpulan bumiputra dari berbagai daerah dan menjadi wadah untuk menunjukkan kemampuan, sekaligus memperkuat ikatan antarklub pribumi. Kehadiran turnamen tersebut menandai semakin besarnya gairah sepak bola di kalangan masyarakat bumiputra, di tengah dominasi klub-klub Eropa dan Tionghoa yang lebih dulu mapan.

Di tengah berlangsungnya kompetisi inilah terjadi peristiwa bersejarah bagi sepak bola Indonesia. Pada 19 April 1930, bertempat di Societeit Hadiprojo, Djokjakarta, sejumlah tokoh bumiputra dan wakil klub-klub pribumi mengadakan rapat penting. Dari pertemuan tersebut lahirlah organisasi baru bernama Persatoean Sepak Raga Seloeroeh Indonesia (PSSI). Organisasi ini didirikan dengan tujuan menyatukan klub-klub pribumi dalam wadah nasional, mengelola kompetisi sendiri, sekaligus menegaskan identitas bangsa melalui sepak bola.

Tokoh sentral dalam pendirian ini adalah Ir. Soeratin Sosrosoegondo, insinyur muda lulusan Jerman yang kemudian terpilih sebagai ketua pertama PSSI. Ia bersama wakil dari tujuh klub bumiputra sepakat mendirikan organisasi tersebut. Ketujuh klub itu adalah: VIJ Batavia (seakarang Persija Jakarta), PSM Djokjakarta (sekarang PSIM Yogyakarta), VVB Solo (sekarang Persis Solo), BIVB Bandoeng (sekarang Persib Bandung), SIVB Soerabaja (sekarang Persebaya Surabaya), MVB Madioen (sekarang PSM Madiun), dan IVBM Magelang (sekarang PPSM Magelang).

Dengan berdirinya PSSI, sepak bola bukan lagi sekadar olahraga hiburan, melainkan juga alat perjuangan dan pemersatu. Turnamen antarkota 1930 di Djokjakarta pun tercatat bukan hanya sebagai kompetisi pertama bond-bond pribumi, tetapi juga sebagai latar kelahiran organisasi yang hingga kini menjadi tonggak utama dalam sejarah sepak bola Indonesia.

Peserta:

PSM Djokjakarta (Persatoean Sepak Raga Mataram)[1]

SIVB Soerabaia (Soerabaiasche Indonesische Voetbalbond)

VVB Solo (Vorstenlandsche Voetbalbond)[2]

VIJ Batavia (Voetbalbond Indonesia Jacatra)

Format Kompetisi:

Menggunakan sistem gugur langsung: dua pertandingan semifinal, diikuti dengan laga final. Seluruh pertandingan diselenggarakan di Djokjakarta.

Jadwal Kompetisi:

18-20 April 1930.

Bagan Kompetisi:

Semifinal

Final

18 April 1930, Djokjakarta

PSIM Djokjakarta

1

SIVB Soerabaja

1

 

 

20 April 1930, Djokjakarta

SIVB Soerabaja menang melalui undian

 

SIVB Soerabaja

2

19 April 1930, Djokjakarta

VIJ Batavia 🏆

4

VIJ Batavia

3

    

VVB Solo

1

 

Hasil Pertandingan:

Semifinal

18 April 1930 - Djokjakarta

PSM Djokjakarta 1-1 SIVB Soerabaia

SIVB Soerabaia menang melalui undian

19 April 1930 - Djokjakarta

VIJ Batavia 3-1 SVB Solo

Final

20 April 1930 - Djokjakarta

SIVB Soerabaia 2-4 VIJ Batavia

Juara:

🏆 VIJ Batavia



[1] Dalam laporan tertulis disebut Bond Mataram, namun yang dimaksud sebenarnya adalah PSM Djokjakarta (Persatoean Sepak Raga Mataram), yang kemudian pada 27 Juli 1930 berganti nama menjadi PSIM Djokjakarta (Persatoean Sepak Raga Indonesia Mataram).

[2] Dalam laporan tertulis disebut SVB (Solosche Voetbalbond), namun hal ini merupakan kekeliruan. Yang dimaksud seharusnya adalah VVB (Vorstenlandsche Voetbalbond), yaitu bond pribumi, bukan SVB yang merupakan bond Tiong Hoa. Saat itu di Solo terdapat tiga bond: selain VVB dan SVB, ada pula VBS (Voetbalbond Soerakarta) yang merupakan bond Eropa.

Back To Top